Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami

Saat Terjadi Gempa Bumi di Rumah
Jika sedang menyalakan kompor segera matikan untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Lindungi kepala dengan tangan dan segera menuju ke bawah meja perlindungan jika kamu terlalu jauh dari pintu keluar.
Kenakan helm lalu berpegangan pada meja perlindungan.
Bertahanlah di bawah meja hingga gempa berhenti.
Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami

Jika berada di lantai atas jangan turun ke bawah saat gempa bumi, rumah bertingkat rawan roboh akibat kegagalan struktur maupun likuifaksi. 
Jika dalam posisi tidur, segera lindungi kepala dengan bantal dan bergulinglah ke samping lalu masuk ke kolong tempat tidur atau meja perlindungan.

Gempa bumi besar bisa merusak bangunan, jangan buru-buru keluar. Gunakan sepatu/sandal gunung dan perhatikan kondisi rumahmu saat keluar rumah sambil membawa tas siaga. 
Jika rumahmu berada di tebing atau lembah suatu bukit, waspadalah terhadap bahaya longsor yang mungkin terjadi.

Saat Terjadi Gempa di Kelas / Kantor
Jangan keluar jika sedang berada di kantor atau kelas (kampus/sekolah)
Lindungi kepala dengan tas/buku sebagai tameng dan segera ke bawah meja perlindungan
Ruang kelas kampus biasanya tanpa meja, berlindunglah dengan posisi meringkuk di depan kursimu. Tunggu hingga gempa bumi reda.

Saat Terjadi Gempa di dalam Gedung
Tidak ada waktu untuk lari keluar ruangan, tetap di dalam dan usahakan merapat ke dinding bagian sudut (T/L) ruangan. 
Konstruksi terkuat gedung bertingkat adalah pondasi dekat lift (bagian luar) dan kamu dapat berlindung disana.
Jangan gunakan lift atau berada di dalam lift
Jauhi eskalator dan tangga. Di gedung bertingkat, tangga, eskalator, di dalam lift, dan di sisi terluar tembok adalah area paling berbahaya saat terjadi gempa bumi.
Gunakan tangga darurat jika gempa dipastikan berhenti dan kondisi gedung aman.
Jika saat gempa berada dalam lift tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti dan terbuka segera keluar.

Saat Terjadi Gempa di Luar Ruang
Cari tanah lapang yang jauh dari gedung tinggi, pohon, tiang listrik, terowongan, jalan layang, underpass, jembatan dan reklame.
Merunduklah dengan merapatkan badan ke tanah.
Hindari tanah yang mengalami rekahan.

Di dalam Mobil atau Motor
Pinggirkan mobil/motormu di kiri jalan dan berhentilah di tempat lapang dan aman jauh dari persimpangan jalan. Saat gempa bumi besar kamu akan kehilangan kontrol terhadap mobil atau motor.
Lepaskan sabuk pengaman.
Buka pintu dan kaca tapi jangan keluar sampai gempa berhenti.
Jika terperangkap dalam mobil karena terkena reruntuhan atau sebab lain, jangan menyalakan mesin dan juga api. Upayakan untuk segera keluar atau bunyikan klakson untuk meminta bantuan.

Saat Terjadi Gempa di Gunung
Sebelum mendaki siapkan tas khusus mitigasi yang terpisah dengan tas pendakian. Saat terjadi gempa lepaskan tas pendakian yang berat untuk menyelamatkan diri.
Jauhi tebing untuk menghindari jatuhnya bebatuan dan juga longsor.
Jangan berlari saat gempa berlangsung. Cari tempat terbuka, tekuk badanmu seperti bola dan lindungi kepala dengan punggung tangan bertumpuk.
Jangan masuk dalam gua atau celah tebing karena bisa saja longsor.
Setelah gempa bumi mereda, tetap tenang ditempat, amati keadaan tanah sekitar apakah ada tanda longsor?. Setelah yakin aman segera cari pos evakuasi. 

Hewan Peliharaan
Jangan memegang hewan peliharaan saat gempa bumi. 
Hewan secara naluriah ingin bersembunyi saat terancam. 
Jangan menghalanginya karena dapat melukaimu.

Gempa di Rumah yang Rawan Tsunami
Setelah gempa bumi berhenti, keluarlah dari meja perlindungan lalu ambil ponsel dan dapatkan informasi gempa dan peringatan tsunami hanya dari lembaga resmi.
Bunyi sirine peringatan dini tsunami adalah arahan evakuasi untuk menghindari kemungkinan atau potensi tsunami yang mengancam. Jadi segera evakuasi dengan tenang tanpa kepanikan ketika terdengar suara sirine.

Siaga Tsunami Mandiri
Prinsip ini untuk antisipasi potensi tsunami secara mandiri jika kamu gagal mendapatkan informasi resmi yang umumnya terjadi di wilayah terpencil atau yang jaringan internet dan listriknya mati pasca gempa bumi.

Ingat kembali apakah gempa yang telah dirasakan berlangsung lebih dari 20 detik? Jika ya, segera evakuasi sesuai prinsip mitigasi 20-20-20

20-20-20
Artinya jika merasakan gempa selama atau lebih dari 20 detik, segeralah evakuasi ke tempat tinggi minimal 20 meter dalam waktu evakuasi maksimum 20 menit untuk tiba di lokasi. Atau jika tak ada tempat tinggi, berlarilah menjauhi garis pantai.

Jamie Mc Lengley dalam sebuah workshop mengatakan :
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat hendaknya jangan menunggu aba-aba atau peringatan. Langsung saja menyelamatkan diri ke tempat ketinggian.
Setelah gempa masyarakat jangan berpatokan pada air laut karena ada kalanya gempa yang memicu tsunami tidak membuat laut surut.
Setelah terjadi gempa besar ( lebih dari 20 detik ), masyarakat segeralah mengungsi supaya tdk kehilangan waktu untuk menyelamatkan diri.

Saat gempa beşar terjadi, masyarakat cenderung akan panik. Ingat, tetaplah tenang dan bertindak sesuai dengan informasi yang benar. Dapatkan info potensi tsunami hanya dari pihak berwenang. Jangan bertindak atas dasar sumber yang tidak jelas asal usulnya, karena pasca gempa biasanya muncul issu dan hoax menyesatkan.

Evakuasi Pasca Gempa Bumi
Pasang sepatu / sandal gunung, rompi dan celana parasut. 
Masukkan peluit, cermin, ponsel dan baterai cadangan di saku dalam keadaan terbungkus plastik.
Kemudian segeralah evakuasi sambil membawa tas siaga menuju lokasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Jika tidak dapat menemukan hewan peliharaanmu saat evakuasi tinggalkan persediaan air dan makanan di wadah.
Jauhi jembatan dan aliran sungai yang bermuara di laut, tsunami akan masuk lebih jauh dan cepat ke daratan melalui sungai.
Jangan gunakan mobil dan motor, hindarilah kemacetan
15-20 menit adalah waktu kritis maksimal dalam evakuasi
Jangan berteriak, tajamkan pendengaran karena kita harus mendengar hempasan gelombang saat tiba di daratan.
Setiba dilokasi tertinggi, atau terjauh, atau di tempat pengungsian, segera beritahu kerabat/sahabat dimana posisimu berada, sebarkan juga di media sosial. Gunakan ponselmu hanya untuk komuniasi dan informasi darurat.
Simpan kembali ponselmu dalam plastik, pastikan peralatan komunikasi aman di dalam saku.
Bersiaplah menunggu gelombang tsunami tiba sambil berdoa. 

Terjadi atau tidaknya tsunami tetaplah berada di tempat pengungsian atau tempat yang tinggi hingga informasi peringatan dini dicabut oleh BMKG. Tahan diri setidaknya 30 menit pasca peringatan dini dicabut sebelum kembali ke rumah.

Gelombang tsunami dapat datang beberapa kali. Gelombang pertama tak selalu besar dan yang kedua bisa datang lebih tinggi.
Gempa dapat menyebabkan longsor bawah laut, sehingga memicu tsunami. Gelombang ekstrim tsunami Pangandaran 2006 diduga akibat longsor bawah laut (Brune et al, 2010). 
Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami
Saat kondisi sudah aman, beritahukan kembali posisimu pada keluarga atau kerabat, mintalah tolong jika kesulitan. Hídupkan radío atau ponsel cari informasi lanjutan terkait gempa

Jika Sedang di Laut
Paculah kapal menuju ke tengah samudera sejauh mungkin, hindari bibir pantai dan pelabuhan. Tinggi gelombang tsunami di tengah laut tidak lebih dari 60 cm. Kapal-kapal yang sedang berlayar diatasnya lebih aman dari gelombang ini.


Bertahan Dari Tsunami
Tempat bertahan terbaik dari tsunami adalah Shelter Tsunami atau tempat pengungsian dan perbukitan. Jika lokasi ini tak sempat dicapai naiklah ke bangunan bertingkat setinggi mungkin atau ke atas pohon, dan jika waktunya mencukupi, gunakan tali tambang untuk mengikat tas di pohon, tinggalkan tas siaga di bawah lalu panjatlah pohon.

Baca juga disini Tas Siaga Gempa

Utamakan keselamatkan diri, bukan barang. 
Jika terseret gelombang tsunami, carilah benda terapung untuk digunakan sebagai pegangan. 
Berkaca dari peristiwa tsunami Krakatau di Selat Sunda pada tahun 2018 lalu, banyak yang selamat dalam kondisi terapung di tengah laut. Inilah alasan mengapa rompi pelampung, termasuk cermin kecil dan peluit penting dalam mitigasi tsunami.

Pasca Bencana
Tolonglah orang laín yang luka atau terjebak reruntuhan. Beríkan pertolongan pertama terhadap korban cedera seríus.
Jangan langsung masuk ke dalam rumah, pastikan terlebih dulu kontruksi rumah aman. Jika tidak, buatlah tenda darurat sementara di tempat terbuka.
Periksa kondisi jaringan listrik, apakah ada yang putus.
Jangan nyalakan api sebelum memeriksa kebocoran gas.
Jangan tidurkan bayi di dekat barang-barang yang mudah runtuh atau terjatuh. Pindahkan ke tempat yang aman. Gempa susulan yang merusak dapat terjadi kembali meski lebih kecil skalanya

Jika Terjebak dalam Reruntuhan
Tetap tenang dan berdoa.
Nyalakan senter.
Tiuplah peluit yang sudah disiapkan (baca artikel tas siaga).
Atau pukullah lantai atau piva dengan benda keras.
Jangan banyak berteriak sebab debu dapat terhirup dan membuat sesak nafas.
Mintalah bantuan dengan menggunakan ponsel.
Sebutkan nama dan alamatmu kirim ke nomer-nomer pertolongan bencana yang sudah kamu catat sebelumnya.

Simulasi Mandiri untuk Menghadapi Gempa dan Tsunami 
Latíhlah tahapan-tahapan mitigasi gempa yang sudah dijelaskan di atas, setídaknya 2-4 kalí setahun. 
Mitigasi gempa tampak sederhana, namun jika tidak dilatih kamu bisa lupa dan saat gempa besar terjadi menyebabkan kepanikan. Ajak dan ajari pada anak-anak termasuk orang tua.

Simulasi Mandiri Sederhana
Jadikan gempa kecil sebagai latihan mitigasi gempa besar.
Atau pilih salah satu orang untuk mengatur jam weker atau alarm secara acak waktunya. Tidak boleh ada yang tau kapan jam ini akan berdering.
Jadikan bunyi alarm atau weker tersebut sebagai tanda telah terjadi gempa bumi besar.
Lakukan langkah-langkah mitigasi ketika mendengar suara alarm, pada jam berapapun disaat kondisi apapun.
Simulasi harus dijalankan sungguh-sungguh atau serius.
Simulasi dapat membantu reflek tubuh untuk melakukan langkah-langkah mitigasi yang tepat.
Kepanikan tak bisa dihilangkan, hanya bisa dikurangi dengan melatih diri secara berkelanjutan.
Buatlah jadwal edukasi dan simulasi untuk keluarga atau pribadi secara berkala setiap tahunnya

Kepanikan adalah respon alami bertahan hidup, wajar panik. 
Dengan melatih diri panikmu lebih terarah, tau apa yang 
harus dilakukan bukan panik tanpa arah.

Follow Jogja Uncover

Georitmus | MTGS

Seperti halnya di akun sosmed, di Blog ini kamu juga akan menemukan istilah Georitmus dan MTGS pada bagian menu.
  • Georitmus

    Grafik potensi.

  • Tanggal MTGS

    Kurun waktu potensi.

  • Mitigasi

    Persiapan dini.

  • Kesadaran

    Terciptanya masyarakat sadar bencana.

    SoraTemplates | Free Blogger Templates | Blogger