Rasi Bintang dan Candi Borobudur di Era Mataram Kuno

Sebuah bukit kecil tepi danau dataran vulkanik subur di Jawa Tengah, dipilih oleh seorang raja Kerajaan Medang ( Mataram Kuno ) untuk didirikan sebuah mahakarya. Bukit terlindung jauh dari terpaan ombak laut selatan yang dibentengi perbukitan Menoreh, berjarak relatif sama 28 km ke Gunung Merapi dan Sumbing (Pic Jarak ke Kraton Jogja hanya pemanis).
gunung merapi sumbing

Diperkirakan 55.000 m3 batu atau sekitar 2 juta batuan andesit ditumpuk membungkus bukit dan diukir penuh makna filosofis menjadi Candi yang belakangan kemudian disebut Candi Borobudur oleh generasi penerusnya. Bukit Borobudur yang terpilih untuk dijadikan pondasi candi bukan sembarang bukit. Pastinya bukit ini diyakini sebagai tempat suci.

John Miksic, peneliti dari National University of Singapore menyebut Candi Borobudur lahir dimasa periode kebangkitan intelektual yang intens. Salah satu "kecanggihan" Borobudur yang sering diulas para ahli adalah karena posisinya yang tepat menghadap arah mata angin.

Bagi kebanyakan awam sekilas hal ini nampak biasa, karena cukup mudah bagi kita untuk menentukan arah mata angin berdasarkan terbit dan terbenamnya Matahari. Namun bagi mereka yang paham astronomi hal ini bukanlah biasa. Sumbu rotasi Bumi diketahui miring ±23.4°, konsekuensi kemiringan ini menyebabkan sinar Matahari akan condong kebelahan Bumi utara dan diwaktu berbeda akan condong ke selatan. Alhasil, Matahari terbit tepat di Timur hanya terjadi diwaktu tertentu saja.

Disinilah letak "kelebihan" bangunan Candi Borobudur. Hanya lewat pengetahuan astronomi, arah mata angin dapat diketahui tanpa menggunakan kompas atau gps.

Lalu bagaimana bangsa Mataram Kuno menentukan arah Candi Borobudur ?!
Jika berdasar arah Matahari terbit maka mereka harus mengetahui secara persis fenomena Equinox agar Matahari tepat terbit di Timur dan tenggelam di Barat.

Apa itu equinox ?! 
Equinox adalah fenomena saat matahari persis berada di zenith garis khatulistiwa ( Equator ). Equator merupakan sebuah garis imajinasi di tengah planet atau tepat di antara dua kutub yang paralel terhadap poros rotasi planet. Garis khatulistiwa ini membagi Bumi menjadi dua bagian belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Dan di Indonesia salah satu titiknya ada di kota Pontianak. 

Seperti yang kita ketahui saat Matahari condong di belahan Bumi Utara atau di Selatan, Matahari tidak tepat terbit di Timur dan tidak tepat tenggelam di Barat. Equinox setahun terjadi dua kali, yaitu tanggal 20-21 Maret dan 22-23 September. Maka saat inilah Matahari berada di zenith khatulistiwa dan akan terbit tepat di Timur dan tenggelam tepat di Barat. 
matahari di atas jawa

Borobudur sendiri berada ±800km di Selatan khatulistiwa, yang artinya saat fenomena equinox di khatulistiwa, Matahari belum tepat berada di zenith Magelang. 

Matahari tepat berada di zenith Jawa (Magelang) terjadi setiap tanggal 1-2 Maret dan tanggal 12 Oktober. Namun pada tanggal tersebut posisi terbit Matahari tidak tepat di Timur Borobudur.

Tapi menariknya, saat Matahari tepat berada di zenith Borobudur (1-2 Maret dan 12 Oktober), ternyata kesejajaran Candi Borobudur, Pawon dan Mendut selaras dengan arah terbenamnya Matahari.

Selain disebabkan arah Rasi Orion, mungkin faktor Matahari tenggelam inilah mengapa garis Candi Borobudur, Pawon dan Mendut tidak mengarah tegak lurus ke Timur-Barat.

"Jadi bagaimana ilmuan Mataram Kuno mengetahui peristiwa equinox ?"
Beberapa penelitian menyebutkan, ilmuan Mataram Kuno menggunakan sistem perhitungan musim berdasar beberapa rasi Bintang. Mari kita telusuri...

Secara astronomis Rasi bintang Orion adalah rasi yang mudah dikenali di langit malam dan secara konsisten terbit dan terbenam tepat di Timur dan Barat. Hanya jam terbitnya saja yang berbeda setiap waktu. Pada bulan Juli Orion akan terlihat sesaat sebelum Matahari terbit. Seiring berjalannya waktu Orion terbit lebih awal dari Matahari. Sehingga Orion secara umum mudah terlihat masyarakat di bulan Agustus, ketika sudah terbit 30’ di atas horizon sebelum matahari terbit.

Sekitar akhir bulan November, rasi Orion beroposisi dengan Matahari atau terbit di ufuk timur sesaat setelah matahari terbenam. Sekitar bulan April posisi Orion semakin lama semakin berkonjungsi dengan Matahari atau terbenam di ufuk barat sesaat setelah matahari terbenam hingga mulai sulit terlihat hingga akhirnya pada fase astronomi ini Orion sudah tak tampak lagi. Kurun waktu penampakan Orion inilah yang digunakan sebagai penanda musim dalam kebudayaan Jawa Kuno.

Namun lagi² sepanjang Agustus hingga Mei (Fase penampakan Orion) Matahari hanya punya 1-2 hari tepat terbit di Timur dan tenggelam di Barat. Selebihnya akan condong ke Utara dan Selatan akibat sumbu rotasi Bumi yg miring ±23.4°.

Ini pertanyaan ketiga kalinya...
"Nah jadi bagaimana bangsa (ilmuan) Mataram Kuno menentukan arah Candi Borobudur berdasarkan mata angin ?"
:D sabar.... simak terus sambil ngupi santuy

Ada waktu dimana Matahari akan terbit tepat di Timur Borobudur, yaitu saat Matahari terbit sejajar dengan lokasi terbitnya rasi Orion atau sama² terbit di Timur Magelang (Borobudur). Disinilah Koentji-nya.

Matahari terbit sejajar dengan lokasi terbitnya rasi Orion pada tanggal 23 September alias tepat saat fase equinox Matahari di khatulistiwa dan di Magelang fase ini terjadi pada saat Orion berada tepat diatas kepala orang Magelang ((zenith Borobudur) sesaat sebelum Orion menghilang karena cahaya Matahari di ufuk Timur.
rasi orion

Equinox di khatulistiwa setahun terjadi 2 X yaitu 20-21 Maret dan 22-23 September.
Berbeda dengan 23 September, pada tanggal 20 Maret Rasi Orion terbenam sejajar dengan lokasi terbenamnya Matahari, namun posisi orion tidak tepat di zenith Borobudur saat matahari tenggelam maupun saat terbitnya Matahari.

Artinya Matahari terbit sejajar dengan lokasi terbitnya rasi Orion dan terjadi tepat saat Orion berada diatas Borobudur hanya terjadi 1x dalam setahun yaitu pada tanggal 23 September.

Dari fenomena ini bisakah dimunculkan teori bahwa "Batu pertama kontruksi Borobudur mulai diletakkan pada pagi hari 23 September tahun Masehi ?!"

Posisi arah mata angin (Timur dan Barat) sudah diulas, sekarang bagaimana menentukan titik Selatan ?! Untuk menentukan titik ini maka harus bisa menentukan titik Utara yaitu dengan mengetahui posisi Bintang Polaris. Saat ini Polaris tak bisa disaksikan di belahan Bumi selatan dan terakhir hanya bisa terlihat di Jawa sampai tahun 800an.

Jadi masuk akal jika Borobudur dibangun sebelum tahun 800. Di tahun 750an Bintang Polaris sebagai penanda arah Utara masih dapat dilihat dibagian Bumi Selatan, dalam hal ini adalah Magelang. Dan untuk bisa menemukan Bintang Polaris di dekat horizon dibutuhkan tempat yang tinggi bebas dari penghalang. 

Bagi seorang arsitek atau Raja yang ingin membangun Borobudur, gunung adalah tempat ideal untuk melihat arah Polaris sebagai penentu arah Utara dan Gunung Tidar atau pegunungan Menoreh sangat masuk akal untuk dipilih karena dekat dengan Borobudur dan tidak terlalu sulit didaki.
gunung tidar

Gunung Tidar berada pada ketinggian 500 meter dari permukaan laut, berada tepat ditengah dan segaris lurus diantara Bukit Borobudur dan bintang Polaris. 

Lokasi ini juga dihubungkan dengan legenda Paku Pulau Jawa yaitu saat Syekh Subakir menancapkan sebuah tombak raksasa di Gunung Tidar untuk menyeimbangkan Pulau Jawa sekaligus mengusir jin-jin yang terlanjur berkuasa menyesatkan manusia.

Mungkinkah legenda Paku Pulau Jawa ini juga terkait erat dengan masa Mataram Kuno sebagai simbol kekuatan politik penguasa Jawa ?! Meski tidak tepat berada di tengah Pulau Jawa, namun secara geografis, sekilas Gunung Tidar memang nampak seperti ditengah-tengah pulau Jawa.

Sekarang andai saya arsitek Borobudur atau Raja Mataram Kuno (Medang) yang sedang berada di puncak Gunung Tidar menghadap ke Selatan atau ke arah bukit Borobudur membelakangi Polaris maka beginilah posisi Rasi orion yang terlihat di atas kepala pada pagi 23 September tahun 750an.
misteri candi borobudur

Sabuk Orion kita ketahui sejak lama sebagai penanda Borobudur-Pawon-Mendut. Jika Gunung Tidar adalah Bintang Betelgeuse (tempat Raja berdiri menatap langit) maka Bintang Rigel adalah Candi Gunung Wukir.

Apa istimewanya Candi Gunung Wukir ?!
candi Gunung Wukir adalah Candi pertama yang dibangun era Medang, berdasarkan prasasti Canggal Tahun 732 M, candi ini didirikan pada saat pemerintahan raja Sanjaya. Berdasarkan prasasti tersebut, candi Gunung Wukir mungkin memiliki nama Kunjarakunja.

Candi Gunung Wukir juga candi bersejarah dimana catatan awal kedatuan Medang ada dalam prasasti Canggal 732, yang ditemukan di dalam kompleks Candi ini. Prasasti ini menceritakan tentang pendirian Siwalingga (lambang Siwa) di bukit Kunjarakunja yang terletak di pulau Yawadwipa (Jawa).

Bagaimana dengan Aldebaran ? apakah terkait dengan Merapi – Merbabu ? ataukah ini penanda letak Kraton ?! Pertanyaan ini hanya bisa terjawab oleh penemuan arkeologi di masa depan.

Sekarang mari kita lihat denah Candi Borobudur. Disana terdapat 2 arca terbuka dan satu stupa tanpa arca. Dan beginilah posisi peta lagit jika digabungkan dengan desain Borobudur, kemungkinan ada keterkaitan antara Stupa atau arca dengan posisi benda langit 
misteri borobudur

Dalam relief Candi Borobudur juga terdapat ukiran yang diyakini sebagai Matahari, Bulan sabit dan 7 bintang. Ada perbedaan interpretasi Relief 7 bintang ini, pertama mengarah pada keberadaan Pleiades / Lintang Kartika, kedua adalah Rasi Ursa Major atau Beruang Besar alias Bintang Biduk.

Menurut peneliti Etnoastronomi Widya Sawitar, Istilah Bintang Tujuh sejatinya mengacu pada Bintang Biduk atau rasi Ursa Mayor yang penggambarannya ada di relief Candi Borobudur.
Ursa Mayor terlihat sebagai tujuh bintang terang di belahan langit utara yang berguna bagi kapal dan perahu sebagai patokan saat berlayar pada malam hari. Rasi inilah yang dijadikan patokan saat Polaris tak bisa lagi disaksikan sejak tahun 800an. Sementara Pleiades / Lintang Kartika bagi masyarakat Jawa kuno dianggap ”bintangnya bintang” dan sebagai penanda musim.

Baca Juga
Sejarah Keraton Medang dan Candi Brorobudur

Follow Jogja Uncover

Georitmus | MTGS

Seperti halnya di akun sosmed, di Blog ini kamu juga akan menemukan istilah Georitmus dan MTGS pada bagian menu.
  • Georitmus

    Grafik potensi.

  • Tanggal MTGS

    Kurun waktu potensi.

  • Mitigasi

    Persiapan dini.

  • Kesadaran

    Terciptanya masyarakat sadar bencana.

    SoraTemplates | Free Blogger Templates | Blogger