Sebelum erupsi 29 Agustus 2010, sejarah gunung api Sinabung dikategorikan sebagai gunung api tipe B. Tipe ini disematkan berdasarkan catatan sejarah terakhir yang meletus 410 tahun yang lalu, dan tertidur alias tidak pernah meletus sejak tahun 1600. Contoh lain dari gunung tipe B adalah Gunung Merbabu yang berdampingan dengan Gunung Merapi
Sebelum tahun 1600 aktivitas terakhir yang ditimbulkan oleh gunung api Sinabung berupa muntahan batuan piroklastik serta aliran lahar yang mengalir ke arah selatan. Walaupun tidur panjang, Sinabung merupakan gunung aktif, yang ditandai dengan adanya manifestasi belerang (sulfatara) dan uap air atau asap. Petunjuk lain berupa munculnya aktivitas solfatara yang terlihat di puncak pada tahun 1912.
Tanda-tanda bangunnya Gunung Sinabung dari tidur panjang diawali oleh letusan freatik pada 27 Agustus 2010 (Hendrasto et al., 2011). Kemudian tanggal 28 Agustus 2010 pukul 08.00 teramati asap putih tipis manifestasi solfatara dan fumarola dari dalam kawah aktif, ketinggian sekitar 200 meter dengan tekanan lemah hingga sedang.
29 Agustus 2010 pukul 00.08 Sinabung menunjukkan peningkatan aktivitas secara signifikan yang ditandai dengan suara gemuruh. Sinabung diubah tipenya dari tipe B menjadi tipe A dan statusnya dinyatakan AWAS terhitung pukul 00.10 WIB tanggal 29 Agustus 2010.
Gunung Sinabung akhirnya meletus, pukul 00.15 WIB. Aktivitas vulkanik Sinabung pun dimulai, ditandai oleh erupsi dengan ketinggian kolom 1.500 meter dan disertai lontaran material lava pijar dari Kawah serta jatuhan abu halus piroklastik.
7 September, gunung Sinabung meletus hebat, letusan ini jadi yang terbesar sejak aktif pada tanggal 29 Agustus 2010. Suara letusan ini terdengar sampai jarak 8 kilometer. Debu vulkanis tersembur hingga 5.000 meter di udara.
Letusan Sinabung berlanjut tanpa henti...
Yaitu sepanjang tahun 2013-2014, 21-22 Mei 2016 4 kali letusan, Februari-April 2018, 9 Juni 2019 dengan kolom abu setinggi 7.000 m dan beberapa kali letusan hingga 2020.
Jadi yang menyebut letusan gunung Sinabung 2020 adalah kode akan ada peristiwa besar hanyalah isapan jempol semata. Faktanya hanya cocoklogi karena hampir tiap tahun gunung ini erupsi.
Bagaimana bisa gunung Sinabung yang telah lama tidur (400an tahun) aktif kembali ?!
Gunung Pinatubo 1991 |
Sebelum Sinabung, Gunung Pinatubo adalah contoh gunung api yang lama tertidur kemudian aktif kembali. Gunung Pinatubo terletak di negara tetangga di pulau Luzon, Filipina. Sempat tertidur selama lebih dari 490 tahun hingga akhirnya meletus pada 9 Juni 1991. Erupsi ini menjadi letusan terbesar kedua di abad 20 dengan Volcanic Explosivity Index (VEI) skala 6.
Pinatubo menunjukkan tanda-tanda akan bangun dengan gejala cukup lama. Didahului oleh gempa tektonik berkekuatan 7,8 bulan juli 1990 dengan jarak 60 km timur laut dari Pinatubo. Menyebabkan tanah longsor dan keaktifan sesar-sesar lokal.
Gempa ini diikuti gejala aktifnya Pinatubo pada maret 1991 dan akhirnya meletus bulan Juni 1991 dan melepaskan tephra 10 kilometer kubik ke atmosfer.
Lalu bagaimana dengan bangunnya Sinabung 29 Agustus 2010 dari tidur panjang 400 tahun ?!
Berawal dari meletupnya megathrust Sumatera 26 Desember 2004 berkekuatan 9.1 kemudian disusul gempa megathrust berkekuatan 8.6 pada 28 Maret 2005.
Aktifitas tektonik di dekat Sinabung ini ditutup oleh gempa pada 7 April 2010 bermagnitudo 7.8 yang akhirnya mengusik tidur panjang Sinabung. Hingga 4 bulan kemudian 29 Agustus 2010 Sinabung memulai erupsinya hingga kini.
Peneliti Matteo Lupi dan Stephen Miller dalam penelitiannya di Jurnal Solid Earth menyimpulkan bahwa gempa-gempa yang terjadi di Sumatera, yaitu Aceh 2004, Nias 2005, dan Mentawai 2010 telah memicu gempa lain di Sumatera daratan. Akibat tegangan yang selama ini menekan dapur magma Sinabung, selubung dapur magma ini melemah.
"Pelemahan selubung dapur magma ini menyebabkan migrasi magma ke atas, melewati retakan baru yang terbentuk hingga akhirnya meletus". Demikian ungkap Sutopo Purwo Nugroho (Alm), Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB pada Trubus.id Sabtu, 07 April 2018
Adakah hubungan erupsi Sinabung dengan Gunung Toba Purba ?!
Seperti kita ketahui Sinabung hanya berjarak kurang dari 40km dari bibir Danau Toba. Danau ini terbentuk dari aktifitas letusan “BIG BANG” Supervolcano Toba. Besarnya materi yang diletuskan Toba sekitar 70ribu tahun lalu menyebabkan pengosongan kantong magma di bawah Toba, hingga menyebabkan runtuhnya puncak Toba menjadi sebuah kawah.
Kawah runtuhan ini kemudian diisi air melalui hujan atau sungai yang mengalir menuju depresi Toba. Kemudian menjadikan kawah gunung api ini terkenal sebagai Danau Toba.
Pulau Samosir yang terletak di tengah danau bukanlah gunung api yang tumbuh, pulau ini adalah bagian puncak Gunung Toba purba yang dalam prosesnya terangkat kembali akibat aktivitas tektonik dan magmatik setelah letusan kolosal.
Hasil analisis Tim SKP BSB, Senin 30 Agustus 2010 yang dilansir viva.co.id menyebutkan Gunung Sinabung merupakan anak gunung raksasa Toba yang pernah meletus luar biasa sekitar 70ribu tahun lalu. Gunung Sinabung berada di tepian barat laut patahan cekungan Gunung Toba, maka muncul dugaan bahwa ada keterkaitan antara Gunung Toba dengan Gunung Sinabung.
Penelitian terbaru dipublikasikan di jurnal internasional Nature Comunication pada Mei 2017 oleh tim peneliti dari Universitas Oregon State, Universitas Curtin, Universitas Heidelberg, Universitas Stanford, dan Badan Geologi.
Penelitian ini menemukan mineral zirkon dalam aliran lava Gunung Sinabung yang berasal dari sumber sama dengan mineral zirkon yang dikeluarkan letusan supervolcano Toba sekitar 74.000 tahun lalu. Hal ini turut mengindikasikan ada suplai magma baru dari sumber lebih dalam yang menyebabkan lamanya letusan Gunung Sinabung yang sudah berlangsung sejak 2010 hingga 2020 ini.
Kegiatan magmatik dan vulkanik Toba setelah letusan katastrofik sekitar 74.000 tahun lalu masih terjadi, bahkan sampai sekarang. Bisa dilihat dari pengangkatan Pulau Samosir yang dulu tenggelam di danau kaldera. Semburan air panas dan gas belerang (solfatara) di wilayah dekat Pusukbuhit juga merupakan gejala vulkanisme pasca letusan Toba purba.
Gejala vulkanik pasca katastrofik Toba yang lain adalah pembentukan gunung-gunung, misalnya Sinabung dan Sibayak. Dapur magma Sinabung sendiri diduga tumbuh di atas dapur magma Toba purba karena Sinabung tergolong gunung api baru yang terbentuk setelah letusan Toba.
Mungkinkah Toba akan kembali meletus seperti era purbanya ?! dibutuhkan waktu ratusan ribu tahun lagi untuk mengulangnya.
Sekian
Kawah runtuhan ini kemudian diisi air melalui hujan atau sungai yang mengalir menuju depresi Toba. Kemudian menjadikan kawah gunung api ini terkenal sebagai Danau Toba.
Pulau Samosir yang terletak di tengah danau bukanlah gunung api yang tumbuh, pulau ini adalah bagian puncak Gunung Toba purba yang dalam prosesnya terangkat kembali akibat aktivitas tektonik dan magmatik setelah letusan kolosal.
Hasil analisis Tim SKP BSB, Senin 30 Agustus 2010 yang dilansir viva.co.id menyebutkan Gunung Sinabung merupakan anak gunung raksasa Toba yang pernah meletus luar biasa sekitar 70ribu tahun lalu. Gunung Sinabung berada di tepian barat laut patahan cekungan Gunung Toba, maka muncul dugaan bahwa ada keterkaitan antara Gunung Toba dengan Gunung Sinabung.
Penelitian terbaru dipublikasikan di jurnal internasional Nature Comunication pada Mei 2017 oleh tim peneliti dari Universitas Oregon State, Universitas Curtin, Universitas Heidelberg, Universitas Stanford, dan Badan Geologi.
Penelitian ini menemukan mineral zirkon dalam aliran lava Gunung Sinabung yang berasal dari sumber sama dengan mineral zirkon yang dikeluarkan letusan supervolcano Toba sekitar 74.000 tahun lalu. Hal ini turut mengindikasikan ada suplai magma baru dari sumber lebih dalam yang menyebabkan lamanya letusan Gunung Sinabung yang sudah berlangsung sejak 2010 hingga 2020 ini.
Kegiatan magmatik dan vulkanik Toba setelah letusan katastrofik sekitar 74.000 tahun lalu masih terjadi, bahkan sampai sekarang. Bisa dilihat dari pengangkatan Pulau Samosir yang dulu tenggelam di danau kaldera. Semburan air panas dan gas belerang (solfatara) di wilayah dekat Pusukbuhit juga merupakan gejala vulkanisme pasca letusan Toba purba.
Gejala vulkanik pasca katastrofik Toba yang lain adalah pembentukan gunung-gunung, misalnya Sinabung dan Sibayak. Dapur magma Sinabung sendiri diduga tumbuh di atas dapur magma Toba purba karena Sinabung tergolong gunung api baru yang terbentuk setelah letusan Toba.
Mungkinkah Toba akan kembali meletus seperti era purbanya ?! dibutuhkan waktu ratusan ribu tahun lagi untuk mengulangnya.
Sekian