Gempa Jogja Mei 2006, sebuah bencana yang mungkin sulit dilupakan bagi sebagian besar warganya. Banyak sudah kisah pilu dan unik dikisahkan dan terserak di jagad maya. Malam ini Jogja Uncover akan menceritakan sedikit Kronologi mungkin dari sudut pandang yang berbeda menjelang kejadian. Simak...
3 Mei dan 15 Mei 2006.
Awan horizontal muncul di Kota Jogja dari siang hingga sore hari. Seluruh wilayah Kota hingga Bantul dan Gunung kidul dapat dengan mudah melihat penampakan ini bahkan hingga Klaten dan Kartosuro. Apakah ini awan gempa bumi ? itulah pertanyaan Warga kota Jogja yang mulai gelisah.
3 Mei dan 15 Mei 2006.
Awan horizontal muncul di Kota Jogja dari siang hingga sore hari. Seluruh wilayah Kota hingga Bantul dan Gunung kidul dapat dengan mudah melihat penampakan ini bahkan hingga Klaten dan Kartosuro. Apakah ini awan gempa bumi ? itulah pertanyaan Warga kota Jogja yang mulai gelisah.
Pada dasarnya ini adalah awan jenis biasa, yang sering juga muncul di atas laut Jawa.
Awan gempa yang dimitoskan sebenarnya bukan berbentuk horizontal tapi vertikal sebagaimana pernah terlihat menjelang gempa bumi di Kobe Jepang yang kemudian disebut-sebut sebagai awan "pertanda". Awan ini muncul 8 hari sebelum terjadi bencana dahsyat pada tahun 1995. Namun perlu dicatat, jenis penapakan awan ini masih jadi polemik para ilmuan sebagai tanda akan adanya gempa.
Dihari yang sama 15 Mei 2006
Terjadi kenaikan aktivitas vulkanik di gunung Merapi. Aktifitas gunung Merapi ini seakan membawa angin sejuk akibat kekhawatiran akan terjadinya bencana. Entah mengapa, saat itu kebanyakan warga lebih menakuti gempa bumi ketimbang letusan gunung Merapi. Mungkin karena dampak yang ditimbulkanya lebih luas? bisa saja...
Terjadi kenaikan aktivitas vulkanik di gunung Merapi. Aktifitas gunung Merapi ini seakan membawa angin sejuk akibat kekhawatiran akan terjadinya bencana. Entah mengapa, saat itu kebanyakan warga lebih menakuti gempa bumi ketimbang letusan gunung Merapi. Mungkin karena dampak yang ditimbulkanya lebih luas? bisa saja...
19 Mei 2006.
Ground motion terekam di Stasiun Geofon selama 2 hari disertai kenaikan seismic kecil ± pukul 14.50 WIB.
Ground motion terekam di Stasiun Geofon selama 2 hari disertai kenaikan seismic kecil ± pukul 14.50 WIB.
22-23 Mei 2006.
Terjadi 3 kali aktifitas Gempa jauh di wilayah Indonesia.
Terjadi 3 kali aktifitas Gempa jauh di wilayah Indonesia.
24 Mei 2006
Terpantau 1 kali gempa jauh dan 1 kali kenaikan seismic lokal ± pukul 23.35 WIB di sekitar Bantul dan Gunung Kidul.
Berdasar catatan masa itu, banyak warga melaporkan bahwa tikus-tikus di jalanan menghilang dan banyak binatang yang terlihat seperti gelisah. Namun menghilangnya tikus-tikus inilah yang paling terasa dan yang paling teringat.
Terpantau 1 kali gempa jauh dan 1 kali kenaikan seismic lokal ± pukul 23.35 WIB di sekitar Bantul dan Gunung Kidul.
Berdasar catatan masa itu, banyak warga melaporkan bahwa tikus-tikus di jalanan menghilang dan banyak binatang yang terlihat seperti gelisah. Namun menghilangnya tikus-tikus inilah yang paling terasa dan yang paling teringat.
25 Mei 2006.
Terjadi 1 kali kenaikan aktifitas seismic lokal skala kecil pukul 20.45 WIB. Inilah aktivitas terakhir yg terekam stasiun GEOFON Wanagama UGM Gunung Kidul menjelang bencana besar. Hanya gempa bumi kecil yang tak bisa dirasakan oleh warga Jogja bahkan ketika berdiri di Bantul sekalipun.
Terjadi 1 kali kenaikan aktifitas seismic lokal skala kecil pukul 20.45 WIB. Inilah aktivitas terakhir yg terekam stasiun GEOFON Wanagama UGM Gunung Kidul menjelang bencana besar. Hanya gempa bumi kecil yang tak bisa dirasakan oleh warga Jogja bahkan ketika berdiri di Bantul sekalipun.
26 Mei 2006 Siang hari.
Dilaporkan penampakan bentuk awan Mendung menyerupai kerucut lancip dari arah gunung Merapi menghadap selatan dan berjalan ke arah selatan, disamping awan mendung itu langit sangat cerah dan berwarna biru.
Dilaporkan penampakan bentuk awan Mendung menyerupai kerucut lancip dari arah gunung Merapi menghadap selatan dan berjalan ke arah selatan, disamping awan mendung itu langit sangat cerah dan berwarna biru.
27 Mei 2006 dini Hari.
Warga Jogja tengah terlelap di keheningan malam, sepi... suasana begitu nyaman menenangkan...
Warga Jogja tengah terlelap di keheningan malam, sepi... suasana begitu nyaman menenangkan...
Tapi Nun jauh disana, ± 33km dibawah tanah playen Gunung kidul, sesar Oya-Opak yang telah berada diambang batas tekanan siap melepaskan stress yang bisa menghancurkan apa saja dipermukaannya.
Akhirnya... 27 Mei 2006 pukul 05.55 WIB pagi.
Sesar aktif di dekat Opak melepaskan energinya 6.3 SR (USGS). Saat itu Bulan tengah berkonjungsi dengan Matahari (NewMoon) tepat di ambang batas horizon timur Kota Jogja.
Sesar aktif di dekat Opak melepaskan energinya 6.3 SR (USGS). Saat itu Bulan tengah berkonjungsi dengan Matahari (NewMoon) tepat di ambang batas horizon timur Kota Jogja.
Dihari yg sama, sekitar 2-3 Jam Pasca Gempa terlihat awan lurus oleh Mustika Dewi di playen Gunung kidul
Hari itu seismogram Geofon Jogja seakan menari mengikuti gempa-gempa susulan sepanjang hari. Ratusan Gempa bumi susulan yang dirasakan maupun tidak dirasakan terus terjadi hingga 1-2 bulan lebih.
Sekian...
*NB
Tak ada satupun dari cerita fenomena alam sebelum gempa di atas yang bisa dijadikan acuan ilmiah sebagai prekursor sebelum gempa terjadi, karena butuh penelitian lebih dalam.
*NB
Tak ada satupun dari cerita fenomena alam sebelum gempa di atas yang bisa dijadikan acuan ilmiah sebagai prekursor sebelum gempa terjadi, karena butuh penelitian lebih dalam.