Mungkinkah Anak Krakatau kelak erupsi sedahsyat Ibunya? Kapan?

Sebelumnya, kita cerita dulu sebesar apa letusan terakhir Krakatau yang terjadi pada Agustus 1883.

Komplek vulkanik Krakatau sebelum meletus pd Agustus 1883 terdiri dari 3 gunung api besar bernama Perboewatan, Danan dan Rakata.

Erupsi Krakatau

Krakatau Meletus

20 Mei 1883 Krakatau mulai bangun dari tidur panjang, rangkaian erupsi mencapai puncak pada 26-27 Agustus 1883 dengan suara letusan jam 10.20 pada 27 Agustus yang terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika (4.653 km). Energi letusan diperkirakan mencapai 30ribu x bom atom Hiroshima – Nagasaki, meruntuhkan Gunung Danan, Gunung Perbuwatan serta sebagian Gunung Rakata hingga tercipta tsunami setinggi 40 meter dan menyebabkan perubahan iklim global. 


Dunia gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York. Sudah terbayang letusannya? Mari kita lanjut


Lenyap selama 44 tahun.

Pada 1927-15 Januari 1929 muncul fenomena rangkaian semburan air laut di bekas Kompleks Gunung Krakatau. 20 Januari 1929, asap keluar dari tumpukan material gunung api. Siapa yang gak deg-degan? Krakatau yang telah lenyap justru melahirkan gunung baru. Gunung baru ini kemudian diberi nama Anak Krakatau dengan prilaku yang sangat aktif. 

erupsi anak krakatau

Perhatian dan kekhawatiran dunia kembali tertuju pada Anak Krakatau. Akankah anak ini akan meletus hebat seperti ibunya kelak ?

Markijut. Mari kita lanjut…


Dalam Geomagz September 2011 yang ditulis Igan S. Sutawidjaja. Bemmelen (1949) berpendapat bahwa kemungkinan letusan katastropis dapat terulang kembali apabila komposisi kimia batuan hasil letusan, berubah dari magma basa (SiO2 rendah) ke magma asam (SiO2 tinggi). Ia juga menegaskan bahwa letusan berbahaya bagi Krakatau umumnya diawali masa istirahat ratusan tahun untuk pengumpulan energi baru. 


Setiap leleran lava Anak Krakatau dipetakan dalam Peta Geologi. Analisis batuan dari lava-lava tersebut menghasilkan komposisi silika yang berbeda dan cenderung meningkat persentase silikanya dari setiap letusan. Leleran lava terakhir dari rentetan letusan tersebut adalah Juli 1996 dengan persentase silikanya 54,77% (Sutawidjaja, 2006).


Apabila peningkatan persentase silika ini terjadi secara konsisten dan diasumsikan meningkat 1% dalam sepuluh tahun, maka untuk mencapai 68% (komposisi asam) dibutuhkan waktu 140 tahun. Atau kurang lebih sekitar tahun 2130an.


Tentu saja perilaku alam mungkin tidak sematematis angka tersebut dan mungkin juga parameter lain bisa menyebabkan gunung api meletus hebat tanpa terprediksi dengan baik waktunya.

Namun secara teori, erupsi katastropis Krakatau diperkirakan masih cukup lama. 

Wallahu’alam. Sekian

Follow Jogja Uncover

Georitmus | MTGS

Seperti halnya di akun sosmed, di Blog ini kamu juga akan menemukan istilah Georitmus dan MTGS pada bagian menu.
  • Georitmus

    Grafik potensi.

  • Tanggal MTGS

    Kurun waktu potensi.

  • Mitigasi

    Persiapan dini.

  • Kesadaran

    Terciptanya masyarakat sadar bencana.

    SoraTemplates | Free Blogger Templates | Blogger