Ada berbagai faktor mengapa update gempa di sosial media sebenarnya sangat berperan bagi lembaga kegempaan. Paul Earle, Direktur Pusat Informasi Gempa Bumi Nasional (USGS) mengatakan "Tweet merupakan indikasi pertama tentang adanya bencana gempa bumi". Dan memang hingga saat ini belum ada teknologi mitigasi yang sanggup menandingi kecepatan update status di media sosial walau tingkat kesalahannya 10%.
Itulah alasan mengapa Update status gempa di sosmed dipantau USGS sebagai salah satu parameter sebaran getaran agar didapat ShakeMap yang mendekati keakuratan. Selain menggunakan parameter seismic, USGS mengandalkan frekuensi kicauan di wilayah sekitar bencana, dengan mendeteksi kata 'gempa' ataupun kata-kata sejenis dalam berbagai bahasa. Inilah peran penting media sosial dalam bencana
Jadi jangan pernah remehkan update status saat gempa yang sering kamu ejek sebagai anak alay.
Tsunami Pangandaran tahun 2006 di pesisir selatan pantai Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Parangtritis Jogja getarannya minim dirasakan warga di jalan dan hanya sebagian yang merasakan di bibir pantai selatan Jawa. Andai waktu itu Sosmed sudah ngtrend bisa saja mereka tersadar akan gempa dari update status temannya. Belajarlah dari Tsunami di Sendai Jepang, ribuan warga dapat selamat karena mengetahui gelombang yang muncul dari samudera justru lewat Sosmed. Sampai Saat Ini tak ada Teknologi yang bisa menyaingi kecepatan viral ini.
Contoh lain : Jika saya update status " gempa kecil di Jogja " dan pada saat yang sama teman saya update " gempa kecil di Bali " ini artinya skala gempa justru sangat Besar mungkin jaraknya jauh di samudera hindia, bayangkan betapa besarnya skala hingga bisa mencapai Bali dan Kota Jogja, jika episentrum berada di laut kemungkinan yang terjadi gempa ini justru diremehkan. Namun sebenarnya gempa "kecil" yang dirasakan inilah yang sedang membangkitkan gelombang Tsunami. Ini yang saya sebut gempa "Silent Killer" yang justru bisa terdeteksi lewat update statusmu.
Kenapa Saat Terjadi Bencana Orang Langsung Update Status?! Wajar, Karena Sifat Manusia yang Suka Berbagi Pengalaman dan Berita Bukan Karena Anak Alay.
Jadi... masih berfikir yang update status saat gempa itu lebay? pikirkanlah lagi :)
Salam cinta... Jogja Uncover
