Makna filosofis Tugu Golong Gilig ini adalah manunggaling kawulo lan Gusti. Sebagai pengingat bersatunya rakyat dengan Rajanya, sesuai dengan pesan Sultan Hamengkubowono I kepada seluruh keturunan raja, abdi dalem dan rakyat. Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri memakai Golong gilig dalam Lambangnya.
111 tahun setelah berdiri, Tugu Golong Gilig Jogja runtuh dan tinggal sejarah di era Sultan Hamengku bowono VI akibat gempa bumi ±8 SR tgl 10 Juni 1867 ± pukul 05.00 pagi. 22 tahun pasca keruntuhannya, Tugu Jogja yang Baru akhirnya dibangun ulang oleh Belanda tahun 1889. Desainnya kemudian dirubah total oleh Belanda sebagai taktik untuk mengikis makna filosofis yaitu persatuan antara rakyat dan raja.
Tugu Jogja yang baru ini diresmikan pada 3 Oktober 1889 pada Era Sri sultan Hamengkubowono VII, dibuat lebih rendah dari yang pertama dan hanya menjulang tinggi 15 meter. Tugu Buatan Belanda ini kemudian diberi nama De witte pall te Djocja atau Tugu Pal Putih Jogja.
Lukisan Pensil Golong-Gilig ( Sejarah Tugu Jogja Pertama ) Tahun 1846. Sumber KRT. H. Djatiningrat S.H
Misteri Ornamen
Berikut beberapa ornamen yang ada di Tugu Jogja (Prasasti Hingga puncak) beserta makna aslinya
Wajikan : makanan dari beras ketan yang dicampur gula kelapa yg menggambarkan kesederhanaan masyarakat.
Deretan titik : sebagai lambang kesinambungan suatu perjalanan menuju kebenaran yang tidak pernah berhenti.
Bentuk runcing : diartikan titik kesempurnaan mutlak kepada Tuhan sebagai puncak tujuan manusia.
Panah vertikal dipadu dengan daun loto : Gambaran ketajaman perasaan manusia untuk mengetahui mana yang halal dan mana yang haram.
Prisma Segi delapan : dimaknai sebagai hastha brata. Ajaran 8 watak atau sifat untuk menuju kesempurnaan.
Untiran kemuncak : lambang pikiran menuju nirwana. dalm bahasa Sansekerta disebut sebagai triguna, yaitu sattvam, rajas, dan tamas
Hexagram : diartikan sebagai arah menuju penerangan, yaitu menuju kepada Tuhan pusat cahaya dari dunia dan kehidupan manusia.
Disinilah letak misteri itu, Ketuhanan dalam masyarakat Jawa divisualisasikan dengan 5 sudut bukan 6 (hexagram). Lambang bintang 5 sudut dalam masyarakat Jawa disebut juga dengan kartika atau sudama (Keesaan Tuhan) Contohnya adalah bintang segi 5 pada lambang Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki makna Ketuhanan Yang Maha Esa.
Mungkinkah simbol hexagram ini adalah "titipan" seseorang pada desainer ornamen Tugu ?!
Postingan ini "Misteri 3 temuan simbol-simbol sama di Jogja" mungkin akan bisa sedikit menambah misterinya, baca disini Misteri Simbol Jogja
sekian
