Pada suatu malam tiba-tiba sebuah pesan masuk, karena ngantuk HP saya tutup dan mulai mencoba memejamkan mata.
Sayangnya pesan ini benar-benar mengusik pikiran, terutama dengan sms ke 3 pengirim yang menyebutkan anak indigo tersebut masih sangat muda dan dibawah umur. Mungkinkah anak kecil itu memang mampu melihat masa depan?! Penasaran, saya bangun dan mulai menghitung.
Ada 3 hal mendasar yang harus ditemukan angkanya yaitu terkait ramalannya kemudian siklus gempa bumi besar dan terakhir menemukan "seismic gap-nya". Mari kita mulai...
Ramalan Joyoboyo terkait dengan akan datangnya “Sabda Palon ngayomi Tanah Jawa” Ditandai bencana 500 tahun pasca runtuhnya Majapahit. Sabdapalon adalah pandita dan penasehat Brawijaya V, penguasa terakhir kerajaan Majapahit di Jawa (1453-1478). Dalam Serat Blambangan dan Darmagandhul, berbahasa Jawa ngoko, disebutkan Sabdapalon tak terima Brawijaya V digulingkan, Ia bersumpah akan kembali setelah 500 tahun, saat korupsi merajalela dan bencana akan menyapu daratan Jawa.
Beberapa kalimat kunci terkait gempa bumi dan Tsunami yang disebutkan :
Tahun keruntuhan Majapahit ada 2 versi berdasar latar belakangnya :
Pertama berdasar kronogram "sirna ilang kretaning bumi" = 1400 Saka atau 1478 Masehi dan ada juga yang menyebutkan kronogram “Sonya nora yuganing wong” = 1400 saka atau 1478 Masehi
1478+500 : 1978 menelisik kebelakang ternyata tahun 1978 hanya ada 2 kejadian tentang munculnya hama wereng dan meletusnya Gunung Semeru
Dalam "Sabdo Palon" disebutkan : Sinengkalan tahunira "Lawon Sapto Ngesthi Aji" (7781 = 1877 saka = 1955 Masehi) Namun tak ada bencana yang cukup besar seperti yang disebutkan pada tahun tersebut.
Tahun keruntuhan Majapahit versi 2
Para ahli sejarah menyebutkan Runtuhnya Majapahit ditandai oleh serangan Demak yang mengakhiri sejarah kerajaan Majapahit tahun 1518 M. Catatan dari Tiongkok, Portugis dan Italia (Pigafetta) memperkuat ini, perpindahan kekuasaan Majapahit ke Kesultanan Demak dimulai tahun 1518 M.
Mari berhitung : 1518 + 500 : 2018. Kita simpan dulu angka tahun 2018 ini. Sekarang lanjut ke pesan "gempa akbar" ramalan Indigo 2016.
Untuk menjawab pertanyaan pesan itu tak mudah, ada beberapa skenario yang harus dibuat dan saling mendukung ramalan. Langkah pertama, karena yang ditanya adalah gempa bumi akbar yang diyakini memicu Tsunami Jogja, maka harus dicari siklusnya yang terkait dengan tahun 2016. Skenario mengacu pada siklus sejarah kegempaan, teori ini bukan tanpa dasar, ilmuan banyak yang menggunakan, hanya saja rentang waktunya berapa tahun, tentu saja ini yang masih diperdebatkan.
Natawidjaja (1995) menyebutkan :
Kelemahan metode ini untuk wilayah selatan Jawa adalah catatan sejarah terbatas hanya 100 – 300 tahun lalu, padahal perioda ulang gempa besar bisa lebih dari 300 tahun. Nah jika ketemu siklusnya metode selanjutnya atau langkah kedua adalah mencari Seismic Gap yang dicurigai dapat memicu Gempa bumi dan membangkitkan gelombang Tsunami.
Berikut catatan Gempa Jogja dan Tsunami :
• 4 Januari 1840 7 SR 9 MMI Tsunami Kulon progo dan Purworejo. koordinat NGDC -8, 110.5
• 20 Oktober 1859 Tsunami
Episentrum NGDC -9.0, 111.0 Laut Selatan Pacitan
• 10 Juni 1867 pukul 05.00 WIB 7 SR 8-9 MMI NGDC
Koordinat BMKG -8.7, 110.8 Laut Wonosari Gunung Kidul
Episentrum NGDC -7.8, 110.4 darat Sumberharjo
• 11 September 1921 Tsunami Pacitan dan Bantul pukul 11.01 7.5 SR
Episentrum USGS -10.81, 111.45 di laut Pacitan ( zona outerrise selatan palung Jawa )
• 27 September 1937 pukul 15.55 7.2 SR 8-9 MMI
koordinat NGDC -9.400, 110.200 laut Selatan Bantul
• 23 Juli 1943 pukul 21.53 NGDC 8.1 SR 8 MMI
Episentrum BMKG -8.6, 109.9. Selatan Kulon progo
Sementara NOAA -9.500, 110.000
• 27 Mei 2006 6.3 SR sesar opak Bantul
Bersambung Ke Sesi 2, simak di link ini
Gempa Bumi Jogja