Legenda 1 :
Memasuki beringin kembar keraton dengan mata tertutup adalah syarat bagi yang ingin mempersunting putri Sri Sultan Hamengku Buwono I
Sabda Sultan : siapa yang bisa melewati beringin kembar Alkid tersebut adalah seorang pria yang berhati bersih dan tulus. Konon Anak Prabu Siliwangi-lah dapat melewati beringin tersebut dan menjadi suami dari putri sultan
Legenda 2 :
Beringin kembar di Alun-alun keraton memiliki hubungan erat dengan Nyi Roro kidul. Legenda ini masih jadi misteri karena berkembang saat Hamengku Buwono VI menyebutkan beringin kembar di Alun-alun adalah pintu gerbang ke laut selatan
Legenda 3 :
sebagai pertahanan gaib untuk mengecoh pasukan Belanda yang ingin menyerang keraton Jogja agar mereka kehilangan arah
Fungsi sesungguhnya beringin kembar keraton pada masa lalu ...
ketika rakyat merasa diperlakukan tak adil oleh sesuatu yang menimpanya dan tak tahu harus kemana, maka mereka akan menuju beringin kembar di alun-alun keraton ini. Rakyat kemudian duduk bersemedi diantara dua pohon (berjemur) aktifitas ini bermaksud untuk mencuri perhatian Raja. Jika berhasil ia akan dipanggil abdi dalem ke Istana keraton untuk menceritakan keluh kesahnya kepada Sri Sultan.
Beringin kembar sendiri adalah simbol pertemuan antara Rakyat dan Tuhan atau Raja. Khusus Beringin Kembar Alun-alun Utara, saat Raja duduk di singgahsana maka akan melihat Tugu kota Jogja tepat diantara beringin ini. Lalu kemana hilangnya kedekatan Raja dengan Rakyatnya ini? mengapa tradisi ini tak belanjut lagi? Wallahu'alam
Agustus 2014 beringin ini terbakar akibat puntung rokok yang dibuang sembarangan, sebelumnya juga pernah terbakar pada tahun 1961. Sekian
