Mitigasi Likuifaksi Sebelum Gempa Bumi Terjadi

Pastikan lokasimu sekarang aman dari likuifaksi dengan mencari tahu sejarah gempa bumi di lokasi tersebut atau dengan mengenali tipe tanahnya.

Peneliti Badan Informasi Geospasial (BIG) Yosef Prihanto, yang dilansir cnnindonesia.com menyampaikan cara sederhana untuk melihat dan menentukan ciri-ciri tanah rawan likuifaksi.
Salah satu ciri utama bisa dilihat dari material dasar penyebab likuifaksi yaitu tanah pasir.
Ambil tanah dan air di daerah kediamanmu. Rasakan, apakah banyak pasir? Lihat dan amati lingkungan sekitar, jika rumput yang tumbuh tipe daun jarum, dipastikan materi dasar tanah adalah pasir.

Menurut Taufiq Wira Buana, peneliti Badan Geologi kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) via BBC News Pada umumnya likuifaksi terjadi pada tanah yang berpasir, jenuh air, dan mudah terendam air.  Tanah semacam itu biasanya yang mudah bersentuhan dengan air.

Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nugroho Dwi Hananto menjelaskan pada www.msn.com, bahwa struktur bawah permukaan berupa sedimen lunak dan pasir. 
Ciri secara umum kadangkala sulit dilihat, biasanya terlihat bagus tapi ternyata rawan likuifaksi.

Selain berpasir, likuifaksi biasanya juga terjadi di lapisan tanah berupa kerikil, batuan apung dan tidak lengket, bersifat lepas atau gembur. kedalaman muka air tanah tergolong dangkal. Masyarakat umum cukup mudah membuat sumur galian di wilayah ini, keberadaan air hanya lebih kurang 10 meter dari permukaan tanah.
Likuifaksi tidak selalu muncul seperti saat gempa bumi dan tsunami Palu 28 September 2018, kadang gejala likuifaksi juga dalam skala yang kecil seperti gempa bumi Jogja 2006.

Lihat peta wilayah rawan likuifaksi Indonesia disini, Peta Rawan Likuifaksi 
likuifaksi
Sumber Wikipedia
Mitigasi Nenek Moyang
Ilmu pengetahuan kuno berfungsi untuk membantu kita hidup. 
Nenek moyang kita sejak zaman mataram kuno dapat memberi inspirasi bagaimana memahami potensi atau kerentanan lahan.

Kitab yang menjadi dasar pembangunan candi adalah Silpasastra atau Kitab Vastusastra. Kitab ini menjadi pedoman membangun candi, kitab berisi ilmu tentang pemilihan jenis tanah, cara pengujian tanah, pembuatan diagram, detail bangunan, hingga pembagian kerjanya.

9 unsur fisik tanah diamati, mulai dari kontur, warna, bau, rupa, rasa, sentuhan, kerataan permukaan, dan sifat tetumbuhan. Jika unsur fisik ini memenuhi syarat, barulah melakukan bhupariksha, yaitu menguji kemampuan tanahnya.

Lahan bangunan candi tidak boleh mengandung pasir tinggi, 
berwarna kuning, gelap dan berlumpur, serta berbau garam

"Jangan sekali-kali mendirikan bangunan suci di tempat seperti itu," 
Demikian Fatwa pujangga penulis Kitab Silaqprakasa, sebuah kitab kekancingan cara membuat bangunan candi.

Salah satu teknik pengujian kemampuan tanah dengan membuat lubang uji berbentuk persegi empat pada lahan tempat akan didirikan candi. Lubang digali kira-kira sedengkul lalu diisi air. Dua puluh empat jam kemudian batas permukaan air tersebut diamati, jika air dalam lubang meresap seluruhnya ke dalam tanah, artinya tanah dianggap buruk. Sebaliknya jika air dalam lubang itu masih menggenang, maka di atas lahan itu layak didirikan candi.

*NB
Konsultasikan lebih lanjut pada ahlinya

Follow Jogja Uncover

Georitmus | MTGS

Seperti halnya di akun sosmed, di Blog ini kamu juga akan menemukan istilah Georitmus dan MTGS pada bagian menu.
  • Georitmus

    Grafik potensi.

  • Tanggal MTGS

    Kurun waktu potensi.

  • Mitigasi

    Persiapan dini.

  • Kesadaran

    Terciptanya masyarakat sadar bencana.

    SoraTemplates | Free Blogger Templates | Blogger