1586, gunung Kelud meletus dengan skala 5 VEI. Merenggut korban ± 12.000 jiwa.
1645, Sultan Agung, raja ketiga kesultanan Mataram Islam wafat. Beliau adalah tokoh yang menjadikan Mataram sebagai kerajaan terbesar di Jawa dan Nusantara saat itu.
4 Agustus 1672, Merapi meletus dan menyebabkan ± 3000 orang meninggal dunia.
1677, Kesultanan Cirebon berakhir.
4 Januari 1699, gunung Salak meletus dengan suara menggelegar. Hutan besar di dataran tinggi antara Batavia dan Cisadane lenyap terbakar berubah menjadi lapangan tanpa pohon.
5 Januari 1699, Gempa bumi besar di Batavia (Jakarta) menewaskan 28 orang dan membelah tanah antara Ciliwung - Cisadane sekaligus merusak bangunan diatasnya.
November 1699, Batavia kembali diterpa gempa besar, bangunan kota hancur dan terjadi longsor di sekitar Ciliwung.
1704, Perang suksesi Tahta Jawa pertama. Amangkurat III diturunkan paksa dari tahta oleh pamannya Paku Buwono I.
1719-1723, Perang suksesi Tahta Jawa kedua.
1 Februari 1741 - Awal 1743, terjadi perang Tionghoa yang disulut oleh pembantaian warga Tionghoa di Batavia oleh Belanda. Konflik bersenjata berlangsung antara gabungan etnis Tionghoa bersama Jawa melawan Belanda yang meletus di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perang ini menyebabkan jatuhnya kesultanan Mataram.
1772, Gunung Papandayan dekat Garut meletus memakan korban 3000 jiwa.
1780, Harian Warta Kota menyebut gempa di tahun 1780 mengguncang Batavia dan memporak-porandakan Observatorium MOHR.
1822, Merapi kembali meletus. Korban jiwa mencapai 1200 orang.
8 Oktober 1822, gunung Galunggung meletus dengan skala 5 VEI, menewaskan 4011 orang dan meghancurkan 114 desa.
1825-1830, Perang Jawa terbesar melawan Belanda dipimpin oleh Pangeran Diponegoro.
1830, VOC Bangkrut, era kerja paksa dimulai.
15 April 1872, Merapi meletus dengan skala 4 VEI. Dianggap sebagai letusan terkuat dalam catatan sejarah geologi Modern.
1919, gunung Kelud kembali meletus besar. Letusan dengan aliran lahar mencapai 38km ini termasuk yang paling mematikan dengan korban 5.160 jiwa.
8 Juni 1921, Soeharto lahir di desa Kemusuk, Argomulyo, Bantul.
11 September 1921, terjadi Tsunami di Pacitan dan Bantul pukul 11.01, kekutan 7.5 SR Episentrum USGS -10.81, 111.45 di laut Pacitan ( zona outerrise selatan palung Jawa )
27 September 1937, Gempa 7.2 SR 8-9 MMI pukul 15.55, koordinat NGDC -9.400, 110.200 laut Selatan Bantul. 2200 rumah dilaporkan roboh.
23 Juli 1943, Gempa lagi pukul 21.53 NGDC 8.1 SR 8 MMI Episentrum BMKG -8.6, 109.9. Selatan Kulon progo Sementara NOAA -9.500, 110.000.
Oktober 1943, bencana kemanusiaan terjadi akibat Jepang mewajibkan para petani menjadi romusha. Perkiraan jumlah antara 4-10 juta orang.
19 Juni 1950, gempa terjadi di Jawa Timur. Skala intensitas VI MMI dan terasa hingga Kalimantan bagian Selatan.
17 Maret 1963, gunung Agung meletus dengan skala 5 VEI.
12 September 1984, terjadi kerusuhan Tanjungpriok di Jakarta. Mengakibatkan 34 orang tewas serta gedung-gedung terbakar.
3 Juni 1994, gempa melanda Banyuwangi. Gelombang Tsunami menerpa pantai Banyuwangi, Jember, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek dan Pacitan.
2004, Susilo Bambang Yudhoyono terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-6.
2 September 2009, Gempa 7.3 SR Tasikmalaya pukul 14.55 WIB. Tercatat tanah longsor dan korban jiwa 79 orang. Gempa ini saya rasakan sendiri saat masih berkantor di daerah Dharmawangsa Jakarta.
Oktober 2010, Merapi meletus besar skala 4 VEI. Kekuatannya menyamai letusan 1822 era Pangeran Diponegoro. 353 orang tewas termasuk juru kunci Mbah Marijan.
Penutup
Dari fakta dan data sejarah kemunculan Lintang Kemukus dan daftar peristiwa besar di Pulau Jawa pada artikel sesi 1, 2 dan 3, dapat disimpulkan TIDAK ADA benang merah bahwa Lintang Kemukus terkait sebagai pertanda akan sebuah kejadian besar di Pulau Jawa.
Semoga informasi ini bermanfaat. Sekian.