Banyak kalangan berspekulasi dan meyakini di keraton Yogyakarta khususnya Tamansari terdapat sebuah terowongan yang menuju pantai selatan, yang berfungsi sebagai jalan menyelamatkan diri bagi penghuni keraton jika terjadi peperangan, benarkah?.
Selain di Taman Sari Jogja beberapa warga di Jetis (± tahun 2003) juga pernah menceritakan pada saya waktu masih tinggal di jalan AM Sangaji tentang dugaan adanya lorong di bawah Kodim 0734. Cerita ini lama tersimpan bertahun-tahun hingga akhirnya beberapa follower twitter @Jogja_Uncover turut menceritakan keberadaan terowongan misterius di bawah SMK 2 Jogja yang tersambung ke SMU 11 dan SMP 6. Laporan juga datang dari beberapa follower @Jogja_Uncover yang sudah menjadi alumni bahwa SMPN 16 dan SMA 7 Jogja dicurigai terhubung oleh lorong misteri.
Jika ditarik garis lurus, ternyata Kodim - SMKN 2 - SMPN 6 - Terowongan Air di Tamansari - SMP 16 dan SMAN 7 memang berada dalam keselurusan. |
Garis ini sesuai dengan penjelasan Wicaksono (Arkeolog BP3) bahwa Terowongan di kota Jogja mengikuti arah sungai.
Argumen yang turut menguatkan keberadaan terowongan ini adalah bangunan dalam garis lurus merupakan bangunan penting di era Belanda
• Kodim 0734
Bangunan militer ini dibangun era kolonial Belanda yang kini menjadi cagar budaya
• SMK 2 berdiri sejak tahun 1919 dengan nama Princess Juliana School
• SMP 6
Dahulu merupakan bangunan HIS (Hollandsche Indlandsche School) berdiri sejak tahun 1915
• SMU 11
Adalah gedung Kweekschool Voor Inlandsche Onderwijzer (Sekolah Guru zaman Belanda) yang dibangun pada tahun 1894 dan dibuka pada tanggal 7 April 1897.
Baca juga : Terowongan Kotabaru Jogja
Bangunan-bangunan yang terdapat dalam garis lurus di wilayah Selatan Tugu dekat Keraton Yogyakarta
• Stasiun kereta api Tugu Kota Jogja
Dibangun oleh Belanda tahun 1887 atau 10 tahun sebelum SMA 11
• Mako Polresta / Kantor Polisi Ngupasan
Di jalan Reksobayan, pada awalnya sebagai gedung Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (Mulo) didirikan tahun 1919
• PKU Muhammadiyah
Adalah bekas kantor kolonial Algemene Politie
• SMPN 16
Berada di kelurahan Patehan area Tamansari yang konon dahulu adalah bekas Rumah Sakit. SMP ini berlokasi di kawasan yang terkenal dengan sebutan "Jeron Benteng" ( Di dalam benteng Keraton Jogja )
• SMAN 7
Kabarnya adalah peninggalan Rumah Sakit Pugeran, yang berada di luar area benteng keraton, berlokasi di dekat Pojok Benteng Kulon. Di SMA 7 inilah kabarnya terdapat terowongan bawah tanah yang menuju ke SMP 16 dan Taman Sari.
Kembali ke pertanyaan, mungkinkah Taman Sari Jogja terhubung oleh lorong dengan pantai selatan ? untuk menjawab ini, kita ukur dulu jarak Tamansari dengan Pantai maka didapat angka yaitu ± 24km. Gambarannya, jika Taman Sari - Pantai Selatan ditempuh dengan berjalan melebihi kecepatan normal (4km/jam) nonstop maka dibutuhkan waktu 6-7 Jam untuk tiba di pesisir. Wow sangat jauh, angka yang ruuaaarr biasa fantastis untuk panjang terowongan bawah tanah, belum lagi jika disambung ke SMK 2 Jetis.
Sekarang mari kita bandingkan dengan terowongan terpanjang di Indonesia era modern :
• Terowongan air bawah tanah danau Singkarak. Jadi yang terpanjang di Indonesia dengan catatan angka 19 km dan dibangun era modern tahun 1992 - 1998
• Terowongan kereta (Non Aktif) terpanjang di Indonesia "Wilhelmina" dibangun pada zaman Belanda dan dibuka tahun 1921 memiliki panjang 1.2 km
Angka 24 km itu nyaris setara panjang Selokan Mataram 31,2 km (Selokan lho ya, bukan Terowongan) yang dibangun pada Masa Pendudukan Jepang. Jika ini benar maka saya berani menyebut Jogja abad 18 adalah kota modern yang mengadopsi teknologi canggi, SDM yang berlimpah disertai managerial proyek sipil yang sangat canggih. Sayangnya... saya tak menemukan alasan untuk percaya bahwa panjang terowongan legenda ini sejauh 24 km :D
Tamansari sendiri mulai dibangun sekitar ± 7-11 tahun era Hamengkubuwono I (1758) dan diperkirakan selesai pada tahun 1765/9 oleh Hamengkubuwono I yang bergelar Pangeran Mangkubumi. Raja pertama Kesultanan Yogyakarta ini memerintah tahun 1755 - 1792. Beliau seorang yang ahli dalam strategi perang, sangat memungkinkan tercetus ide untuk membangun terowongan.
Taman Sari selain berfungsi sebagai tempat peristirahatan juga dilengkapi benteng pertahanan jika istana diserang oleh musuh. Pulau Kenanga dikelilingi oleh danau buatan dan hanya bisa di jangkau dengan perahu atau lewat terowongan air yang hingga sekarang masih bisa kita nikmati keberadaannya termasuk sisa dermaga. Terowongan ini ditandai oleh ventilasi udara yang dapat dengan mudah terlihat dipermukaan.
Danau juga berfungsi sebagai senjata rahasia yang bisa menjebak musuh, memiliki sistem buka tutup pintu air. Asumsi @jogja_uncover adalah saat sebelum terjadi peperangan danau dikeringkan, setelah warga keraton di evakuasi ke dalam terowongan dan musuh terpancing untuk masuk ke area jebakan maka pintu air akan segera dibuka. Disinilah jebakan itu berfungsi yaitu menenggelamkan musuh dengan air bah yang masuk ke danau buatan. Sangat cerdik.
Benteng Keraton Yogyakarta berupa Tembok baluwarti dilengkapi dengan jagang atau parit pertahanan dan di setiap sudutnya terdapat bastion yang dalam bahasa Jawa disebut tulaktala. Melalui parit-parit inilah kemungkinan air danau di isi dan di kosongkan, dan seperti yang kita tahu keraton Yogyakarta diapit oleh 2 aliran sungai.
Namun lagi-lagi muncul pertanyaan, kemanakah arah terowongan dibangun ? untuk mengurai teka-teki ini mungkin peristiwa Geger Spehi keraton Yogyakarta akan banyak menyibak misterinya. Santai, seperti biasa seduh dulu segelas kopi hangat lalu nikmati misteri ini di artikel selanjutnya. Karena akan @Jogja_Uncover bahas tuntas besok malam di artikel dengan judul berikut
Terowongan Taman Sari Jogja dan Peristiwa Geger Spehi