Berikut langkah-langkah mandiri sebagai bagian dari persiapan mitigasi Tsunami. Sebelum, saat terjadi dan pasca bencana.
Sebelum Gempa Bumi
- Pastikan apakah wilayahmu berada di radius 4-5km dari bibir Pantai selatan
- Pastikan dimana lokasi perbukitan paling tinggi dan paling dekat diwilayahmu
- Pastikan bisakah kamu berlari menuju puncak dalam rentang waktu 10 sampai 15 menit
- Perhatikan apakah lokasi itu cukup untuk menampung warga sekitar saat evakuasi, apakah kamu yang paling dekat dengan lokasi ketimbang warga lain? jika ragu cari alternati lokasi
- Jika tak ada perbukitan pastikan jalur evakuasi menuju Utara
- Instal di Hpmu aplikasi GPS, Info Kegempaan dan Alarm seismogram realtime agar terbangun dari tidur.
Artikelnya Baca disini Alarm Gempa Bumi
Sediakan selalu tas Evakuasi Darurat ringan dan siap angkat di dekat pintu keluar rumah berisi :
• Jaket
• Rompi udara (jika ada)
• Senter dalam kondisi dibungkus plastik tahan air
• Kartu isi ulang pulsa elektronik
• Battry HP cadangan yang terisi penuh
(Power Bank boleh tapi pilihan terakhir)
• Makanan tahan lama dan siap makan
• Air Mineral
• Peluit
• Kantung plastik tahan air
• Catat di kertas nomer telpon kerabat dan sahabat
• Uang
• Surat atau Dokumen berharga dibungkus plastik rapat yang tahan air.
Tas evakuasi ini berguna tak hanya saat terjadi Tsunami tapi juga gempa bumi darat yang merusak bangunan, termasuk peristiwa letusan gunung Merapi.
Saat terjadi bencana
- Ambil tas evakuasi, Jauhi tembok dan atap lalu duduk dan nikmati getarannya, nikmati?! ya! nikmati aja dari pada harus panik
- Cari informasi dari lembaga kegempaan
• perhatikan Skala apakah diatas 6.5 SR?
• Perhatikan apakah Episentrum berada di laut?
• Lalu perhatikan apakah koordinat di dekat zona gelap palung jawa
• Lihat kedalaman apakah kurang dari 70km
Ada 2 jenis gempa yang harus diwaspadai sebagai pemicu Tsunami
1) Skala 7+ dan berada di laut dengan kedalaman relatif -70km
2) Skala 6.5++ SR berada di laut dekat zona garis gelap palung Jawa dengan kedalaman relatif -70km, gempa bumi ini sulit diprediksi karena berpotensi disertai longsoran yang minim terdeteksi
Pada point (1) BMKG / PTWC dalam waktu kurang dari 5 menit tentu akan mengeluarkan peringatan dini jika ada potensi
Pada point (2) Keterlambatan informasi mungkin terjadi, disinilah fungsi mitigasi mandiri berperan penting
Masyarakat harus waspada untuk point (2), gempa ini bisa berupa "Silent Killer" yg tak terpantau lembaga. "Silent Killer" jenis ini akan dibuat artikelnya pada waktu mendatang.
Kesalahan prediksi potensi Tsunami point (2) bisa terjadi dan menyebabkan kepanikan.
Tak perlu khawatir dengan kepanikan, kepanikan adalah respon alami otak kita untuk bertahan hidup. Tak ada satupun bencana yang tidak menyebabkan kepanikan. Yang penting adalah panikmu terlatih, tau apa yang dilakukan saat terjadi kepanikan, bukan panik yang tak tau kemana harus berlari. Panik yang terukur, bukan seperti paniknya warga Kota Jogja karena mendengar isu pada peristiwa Mei 2006. Ini yang luput. Bagaimana bisa gelombang air laut mampu mencapai kota Jogja ?!
Panik lebih baik ketimbang tersapu gelombang jika telah benar-benar tiba. Jamie Mc Lengley dalam sebuah workshop mengatakan :
- Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat hendaknya jangan menunggu aba-aba atau peringatan.
- Mereka hendaknya langsung menyelamatkan diri ke tempat ketinggian.
- Setelah bencana hendaknya masyarakat jangan berpatokan pada air yang surut karena ada kalanya gempa yang memicu tsunami tidak mebuat air surut.
- Setelah terjadi, masyarakat segeralah mengungsi supaya tidak kehilangan waktu untuk menyelamatkan diri
Jika Potensi pada point (1) telah dikonfirmasi atau Potensi pada point (2) mencurigakan, segeralah bertindak
- Pasang rompi udara (jika ada)
- Bersama tas evakuasi larilah menuju lokasi yang telah ditentukan sebelumnya
- 10-15 menit adalah waktu kritis maksimal evakuasi
- jangan berteriak, tajamkan pendengaran karena kita harus mendengar hempasan gelombang saat tiba di daratan
- setiba dilokasi tertinggi segera beritahu kerabat/sahabat dimana posisimu berada
- buka aplikasi GPS, capture koordinat lokasi terakhirmu dan sebarkan di media sosial
- masukkan peralatan HP dan Battry dalam plastik yang sudah disiapkan, bungkus rapat dan simpan disaku yang paling aman. jangan lupa ambil pluit dari tas
- Bersiaplah menunggu gelombang Tsunami tiba sambil berdoa
Pasca Bencana
- Pastikan peralatan komunikasi Aman
- Kembali Kabarkan keberadaan lokasimu pada keluarga atau kerabat, mintalah tolong untuk evakuasi jika tak memungkinkan
- Sebarkan lagi posisi terakhirmu di media sosial dan kabarkan bahwa kamu selamat
- tunggu berita evakuasi atau lakukan evakuasi mandiri
Upaya mitigasi takkan berguna tanpa ada latihan.
- Ajak saudara, kerabat, sahabat dan warga desa untuk berlatih rutin. Ajukan salah satu warga sebagai pemimpin simulasi yang kelak akan menjadi manager krisis
- gunakan momen gempa bumi kecil sebagai latihan
- Cek dan ricek selalu kelengkapan isi tas evakuasi
ganti makanan yang sudah kadaluarsa
- Jangan terlena oleh gempa kecil
- Selalu ingatkan adik-adik akan bahaya bencana ini
Copy Paste Silakan Izin dan Mencantumkan Link Sumber. Follow Akun Twitter @Jogja_Uncover
Sekian... Salam Kemanusiaan.
Gempa Disertai Tsunami, Persiapan Mitigasi Warga Pesisir
Baca Juga :
- - - - - - - - - -
Dukung Jogja Uncover
agar terus berkembang dengan donasi
GOPAY | DANA | LinkAja | OVO
lewat link
SAWERIA
Tags
Gempa Jogja,
Mitigasi