Pantai Parangtritis Tahun 1925 Koleksi KITLV |
Namun jika keindahan Objek Wisata Pantai Bantul khususnya Parangtritis - Parangkusumo dibandingkan dengan di wilayah pesisir selatan Gunung Kidul maka jujur @Jogja_Uncover akan memilih Objek Wisata Pantai Gunung kidul. Karena pada dasarnya Parangtritis keindahannya hanya sedikit diatas rata-rata dibanding wilayah lain.
Standar?! ya... Pantai Parangtritis - Parangkusumo walaupun dikunjungi ribuan wisatawan setiap bulan tapi nyaris tak memiliki keistimewaan yang spesial, namun dibalik kata "biasa" pantai ini justru menyimpan segudang keunikan luar biasa yang sedikit ditemui di pantai selatan pada umumnya. Apa itu?! simak...
Air Terjun Musiman dan Asal Usul Nama
Alkisah menyebutkan nama Objek Wisata Parangtritis berasal dari wangsit seorang pangeran dari Majapahit bernama Dipokusumo yang melarikan diri pasca kerajaannya diruntuhkan pasukan Demak. Peristiwa ini terjadi tahun 1518 M. Catatan dari Tiongkok, Portugis dan Italia (Pigafetta) memperkuat ini, dengan menyebutkan perpindahan kekuasaan Majapahit ke Kesultanan Demak dimulai tahun 1518 M.
Saat pangeran Dipokusumo berada di pantai selatan (diperkirakan sekitar pertengahan abad 16 M) beliau melihat rembetan air yang mengalir dari celah dinding tebing karang. Wangsit nama Parangtritis didapat saat sedang bertapa di situs Gembirowati, dari sana beliaupun menamakan wilayah ini Parangtritis.
Parang berarti Karang atau padas sementara Tritis adalah Air yang keluar dari rembesan di celah tebing karang atau padas sehingga kelihatan meneteskan air lalu tersebar (Banyu metu saka rerembesaning gunung watu utawa padhas, ura saubenging gunung, rerejenge padha tetes banyune).
Besar kemungkinan tempat tetesan air yang dilihat pangeran ini berada di sebelah timur Kawasan Pantai, Pada dinding karang yang diketahui merupakan suatu sesar engsel dimana terdapat adanya rembesan dan mata air, bahkan juga ada Air terjun musiman bukit Parangendog berketinggian 15-20 meter yang menandakan adanya perlapisan batuan dan kekar. Ciri-ciri tersebut dapat dijadikan sebagai penanda wilayah pensesaran.
Air terjun musiman ini hanya mengucurkan aliran yang deras saat musim hujan, sementara ketika kemarau aliran air sangat kecil bahkan bisa hanya berupa tetesan. Rembesan air pada saat kemarau itulah yang mungkin dilihat oleh pangeran Dipokusumo.
Parang Endong sendiri termasuk wilayah sepi dengan suasana damai hingga banyak petinggi era Mataram menjadikannya tempat favorit untuk bersemedi dan mencari wangsit. Konon dinding karang di parang endog ini terdapat gua yang telah runtuh dan tertimbun longsoran di dalamnya. Banyaknya temuan batu yang menyerupai bentuk telur pada zaman dulu, hingga dinamai Parang Endog, yaitu berasal dari kata parang berarti tebing batu karang dan Endog artinya telur.
Pantai Wisata Manusia Pra Sejarah
Parangtritis berada diujung Barat pegunungan Sewu yang menjadi tempat peradaban manusia Pra Sejarah. Seorang ahli biologi yang meneliti kawasan ini tahun 1830 menyebutkan, ratusan tahun hingga jutaan tahun lalu wilayah Gunung Sewu seperti Taman Firdaus (Darmaningtyas, 2002). Vegetasinya serba hijau nan lebat. Keindahan alamnya sulit dilukiskan dengan kata-kata. Hutannya berisi segala macam pepohonan dan di mana-mana dijumpai akasia berlatar belakang langit biru indah.
Kehidupan manusia diperkirakan ada di wilayah ini sejak zaman Pleistosen Akhir hingga Holosen Awal. Banyaknya temuan fosil Manusia prasejarah di Gunung kidul berasal dari ras Australomelanesid yang bermigrasi dari Pacitan, Jawa Timur salah satunya ke pesisir pantai selatan Jogja hingga sangat memungkinkan jika diperkirakan Pantai Parangtritis sudah terjamah oleh manusia sejak ribuan tahun silam dan jadi objek wisata manusia pra sejarah yang ingin melepaskan penat kala itu :D
Tangan Gaib Nyi Roro Kidul
Hilangnya wisatawan akibat ditelan ombak pantai Bantul ini sudah tak terhitung, ada yang masih percaya dengan mitologi Nyi Roro Kidul ada pula yang meyakini alasan ilmiah.
Parangtritis sebenarnya tergolong pantai emergence (terangkat), kemudian tenggelam sebagian, berdasarkan hasil penyelidikan, diketahui bahwa kedalaman dasar laut di perairan selatan Bantul hingga batas 12 mil ke arah laut lepas, berkisar antara 5 m hingga 350 meter.
Apabila diperhatikan secara detail garis pantai tidak membentuk garis lurus, tetapi membentuk suatu gelombang yang secara mikro berpola cembungan ke laut dan cekungan ke darat. Hasil perhitungan energi fluks gelombang tahunan menunjukkan, pantai Parangtritis pada zona struktural mempunyai dasar curam dan berbatasan langsung dengan laut lepas, zone pecah gelombang yang dekat pantai sehingga paparannya sempit. Akibatnya adalah hempasan ombak dapat menyapu pantai dengan energi yang masih kuat.
Parangendog energi gelombang relatif tinggi dan berfluktuasi dengan nilai energi berkisar antara 5.1 hingga 29.7 Nm/det/m. Sedangkan bagian barat daerah Parangtritis mempunyai potensi abrasi yang cukup besar, yang ditunjukkan dengan nilai energi gelombang yang relatif tinggi dan seragam, yaitu berkisar antara 17 hingga 23 Nm/det/m.
Cekungan ke darat merupakan lokasi hempasan gelombang dari laut yang kemudian menyebar bergerak sepanjang pantai (longshore current) dan kembali ke laut (rip current) dengan arus yang bergerak cukup kuat pada cembungan ke laut.
Rip current inilah penyebab utama pembawa korban jiwa wisatawan hilang di Pantai Parangtritis akibat terseret gelombang dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus balik itu tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan. Arus balik merupakan aliran air gelombang datang yang membentur pantai dan kembali lagi ke laut. Arus itu bisa menjadi amat kuat karena biasanya merupakan akumulasi dari pertemuan dua atau lebih gelombang yang datang.
Watu Gilang Parangkusumo
Diatas batu berwarna hitam inilah konon Penembahan Senopati atau Sutawijaya bertapa dan ditemui oleh penguasa laut selatan Nyi Roro Kidul hingga tercipta perjanjian "pernikahan gaib" turun temurun dengan para penerus tahta Kerajaan Mataram Islam sebagai syarat agar Nyi Roro Kidul bersedia membantu Kerajaan Mataram dalam mempertahankan kekuasaan. Dan lokasi batu yang diyakini sebagai pintu gerbang kerajaan laut selatan itu kini menjadi lokasi upacara adat Labuhan setiap tahun.
Ada versi lain yang menyebutkan tempat pertemuan itu sebenarnya adalah di wilayah tempuran kali Opak-Oya di daerah Putat Siluk yang berbentuk tegak lurus, lokasi ini diinterpretasikan sebagai bagian lokasi pertemuan patahan Opak - sesar Oya. Namun terlepas dari mitologi tersebut, Watu gilang secara historis menunjukkan bahwa kegiatan magmatik masa lampau pernah terjadi Pantai ini.
Penampakannya berupa singkapan batuan vulkanik lava andesit sebagai tempat bertapa Panembahan Senopati di tengah gisik yang secara genetik batuan ini merupakan lava basal ekstrusi yang menunjukkan struktur aliran lava dan diselingi retas Andesit hornblende berstruktur kekar lempeng, termasuk dalam kegiatan vulkanik pada oligosin akhir sampai miosen awal (Hadi, 1996).
Sementara Soeria-Atmadja drr. (1994) dalam Surono (2008) menyebutkan bahwa batuan tersebut merupakan retas bagian dari Formasi Butak. Kontak magmatik yang terjadi di kawasan ini juga menunjukkan tingkat pensesaran yang cukup tinggi sebagai akibat masih berlangsungnya proses-proses endogen berupa pengangkatan sehingga sisa proses vulkanik masa lampau masih tersingkap.
Pasir Hitam Gunung Merapi
Objek wisata Pantai Parangtritis banyak mengandung material pasir hitam, karena merupakan kelanjutan dari flavio-vulcanic foot plain yang bersifat andesitis. Material vulkanik ini bersumber dari Gunung Merapi yang diangkut melalui Sungai Progo dan Opak, selanjutnya oleh kombinasi tenaga kepesisiran meliputi angin, gelombang, arus laut dan pasang surut yang bekerja di sepanjang pantai (shore) diendapkan di gisik (beach) tepi laut.
Pemukiman Kuno Warga Tionghoa
Parangtritis adalah pantai tua tempat dimana pertama kali komunitas imigran Tionghoa Jogja bermukim sebelum masuk ke kota di Jl Am Sangaji dan Ketandan. Pada zaman itu khususnya mulai tahun 1600an orang Jogja menghindari pesisir selatan karena mitos Ratu Kidul. Namun ketakutan ini pada dasarnya disebabkan oleh peristiwa Tsunami sekitar tahun 1618-1619 Masehi. simak kisahnya disini Tsunami Pantai Bantul.
Warga Tionghoa yang tak dekat dengan mitologi ini kemudian membangun pemukiman disini untuk menghindari kontak langsung dengan Mataram Islam. Eksistensi etnis Tionghoa di Kota Jogja mulai diakui sejak masa pemerintahan Sultan Hamengku buwono VII sekitar abad 19 Masehi yaitu dengan didirikannya kawasan pemukiman kaum Tionghoa di Ketandan.
Pantai Luas dengan Patahan Legendaris
Sungai Opak merupakan perpanjangan Sungai Gendol yang berhulu di Gunung Merapi dan melintas diantara dataran rendah Bantul dan dataran tinggi Gunung Kidul yang berhilir di Pantai selatan. Sungai yang mengalir sejalur dengan sesar yang membatasi Pegunungan Selatan dengan dataran Bantul tersebut juga dikenal dengan nama sesar Opak.
Sesar mendatar Parangkusumo yang strukturnya berarah baratlaut - tenggara. Keberadaan sesar ini juga ditunjang oleh anomali geofisika, merupakan sesar yang penting karena mengontrol pemunculan mata air panas Parangtritis. Sudut penunjam sesar menyebabkan pembukaan zona kekaran. kedua sesar ini (Opak dan Parangkusumo) bertanggungjawab terhadap aktifitas tektonik tahun 2001 dan 2006 yang menggetarkan wilayah Jogja. Copas Artikel harap cantumkan sumber http://jogjauncover.blogspot.co.id/
Air Panas Parangwedang
Mata air panas Parangwedang terletak tepat di dasar lereng antara cliff Baturagung pada formasi Ngelanggeran dengan dataran gisik. Mata air yang menjadi objek wisata pemandian ini menunjukkan adanya struktur sesar dalam Parangkusumo yang berhubungan dengan bagian permukaan sebagai penanda daerah sesar atau sistem geotermal (Alzwar, dkk., 1988)
Kondisi ini memperlihatkan bahwa ada kegiatan magmatik masa lampau, air karbonat dari formasi berbatuan karbonat menembus formasi vulkanik tua Ngelanggeran dan panas dari dalam bumi melalui rekahan. Zona anomali tinggi dibagian tengah diperkirakan berkaitan dengan batuan vulkanik atau intrusi yang merupakan magma sisa dari zona subduksi yang terdapat di selatan Jawa.
Gumuk Pasir Terbaik di Indonesia
Umumnya, gumuk pasir (sand dunes) terbentuk pada wilayah gurun, tapi uniknya di Indonesia khususnya Jawa yang beriklim tropis dan humid dengan curah hujan yang tinggi memiliki gumuk pasir tersebut dan menjadi satu-satunya di Indonesia. Penyebaran gumuk pasir Parangtritis dekat muara Kali Opak ini mencapai 750 meter dari garis pasang dengan ketinggian mencapai 21 meter diatas permukaan laut.
Gumuk Pasir terbentuk dari dari pasir hitam material vulkanik piroklastik hasil letusan Gunung Merapi yang dihantarkan hulu Kali Krasak, Kali Gendol, dan Kali Suci ke pantai selatan. Pasir hitam ini terendapkan dimuka muara yang terbawa ke laut oleh Kali Progo dan Kali Opak lewat hasil proses pergerakan dan pengendapan material pasir oleh angin dan gelombang air laut.
Kekuatan hembusan angin sangat berpengaruh terhadap pembentukan gumuk pasir, karena kekuatan angin menentukan kemampuannya untuk membawa material yang berupa pasir. Bila angin cukup kuat, pasir dari gisik yang ringan akan terbawa secara meloncat (saltasi), yaitu butiran yang bergantian terbang dan jatuh ke arah darat. Suatu penghalang kecil berupa vegetasi atau batu berpartikel krikil mampu menghambat laju saltasi. Dan pada daerah Parangtritis memiliki tipe gumuk pasir Barchan (Sabit) yaitu Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada daerah yang tidak memiliki barrier.
Keberadaan Situs Gembirowati
Ulasan tentang situs ini bisa dibaca pada artikel Situs Gembirowati
Sunset Terbaik
Kamu bisa menikmati Sunset di Pantai Jogja mana saja, namun yang terbaik adalah di Pantai Parangtritis. Lokasi tinggal pilih namun direkomendasikan diwilayah perbukitan.
Seperti Watu Lumbung dengan ketinggian 135-145 mdpl. Di sini kamu bisa menyaksikan 4 gunung sekaligus saat langt cerah, yaitu Gunung Merapi, Merbabu, Sindoro dan Sumbing. Atau bisa juga di Bukit Parangendog dan Paralayang yang biasa dipergunakan untuk kegiatan olahraga paralayang dan gantole.
Lokasi Pengamatan Astronomi Terbaik di Jogja
Lokasi Pantai Parangtritis yang tak terlalu jauh dari peradaban menyebabkan wilayah ini menjadi tempat terbaik untuk pengamatan Astronomi.
Biasanya kegiatan yang sering digelar di pantai ini adalah pengamatan Hilal di bulan Ramadhan (Makam Syeh Bela Belu), Perburuan hujan meteor atau pengamatan benda langit lainnya.
Itulah 12 Keunikan Pantai Parangtritis di Selatan Bantul. Sekian...